Teruntuk Papa tersayang
Apa kabar Papa hari ini? Aku yakin pasti baik. Dia pasti sangat menyayangi Papa, jauh melebihi rasa sayang kami padamu.
Apakah aku baik-baik saja Pa? Sayangnya tidak. Aku drop lagi Pa. Jatuh lagi ke titik lemah itu. Papa mungkin kecewa, sedih melihat aku seperti ini, lagi. Sedih melihat aku yang selalu jatuh karena hal yang sama. Seperti hari ini. Memaksakan diri untuk bangkit. Seharian menguatkan diri untuk terus membuka mata dan tersenyum.
Mereka bilang aku sok kuat, Papa. Aku pun sadar aku sok kuat. Tapi tidak ada lagi yang bisa aku lakukan untuk membuat mereka tidak menganggap aku lemah. Tidak ada lagi yang bisa aku lakukan untuk menyembunyikan semua ketidakmampuanku.
Aku punya batas. Dan saat batas itu tercapai, aku memilih untuk pergi. Menikmati setiap detik milikku sendiri. Menikmati detak yang selalu menenangkan. Aku ingin sejenak memejamkan mata. Sejenak menikmati segala hal yang diberikan-Nya untukku.
Pa, kapan aku bisa mendengar suaramu lagi? Kapan aku bisa menggandeng manja lenganmu lagi? Kapan aku bisa menatap wajahmu sambil tersenyum lebar seperti dulu? Bahagia.
Pa, Cha kangen Papa...