Kalo kata Wivia, "Ini TA baja bermental beton."
Kenapa? Karena kita Tugas Akhirnya tentang baja yang kuat terhadap tarik dan lemah terhadap tekan, justru selama prosesnya anak-anak ini lebih menjiwai sifat beton, kuat BANGET terhadap tekan, hahaha. p
Tekan? Ya, tekan! Dari Ibu dosen pembimbing yang cuek banget, yang kalo balas sms cuma "ok tk" dan suka menomor dua, tiga, atau empatkan anak-anak imut (Gue, Afifi, dan Wivia) yang juga kelewat cuek sama TA ini padahal pengen cepet lulus. Anak-anak yang motivasi lulus kebangetannya baru datang disaat-saat terakhir saat nyaris setengah angkatan udah sidang. Anak-anak yang segera melempar draft seminar karena kesal sama dosen pembimbing sendiri. Kalau diibaratkan jodoh ini mah jauh banget. Cuek ketemu cuek jadilah tak menjadi apa-apa, wkwkwkwk -
Perasaan tak menentu saat jatuh talak jadwal sidang di hari terakhir (06/20) buat wisuda Juli, antara senang, sedih, gemes, degdegan, campur aduk jadi semacam "katupek pical di Balai Kamih" yang enaknya tak terlupakan dari jaman gue belum masuk SD sampai sekarang bisa dikatakan lulus kuliah
Finally, I proudly present my bloody final project books right after I submit it to administration office to register my graduation :)
Ps : jaman tingkat empat dan masa TA adalah masa berdarah-darah dan penuh air mata yang butuh tekad kuat dan pengorbanan -waktu, tenaga, tidur, dan sosial. Kamu harus yakin masih punya sesuatu yang menjaga kamu tetap semangat menjalani masa isolasi ini. Tetap selipkan senang-senang di sedikit waktu luang untuk sekedar pelarian pikiran, selalu putar musik kesukaan di laptop sekedar membantu pelampiasan untuk karaoke yang tidak akan kesampaian, dan sempatkan tidur walau sejenak saat menunggu run time history yang bikin laptop kesayangan langsung rusak, hiks.