Tadi gue iseng bongkar bongkar tumpukan kertas kertas binder lama hasil kegalauan dan kelabilan jaman SMA. Gue nemu dua lembar kertas dengan tulisan warna hijau. Pas baca gue jadi senyum senyum sendiri *bukan surat cinta yeee* Gue ingat waktu itu masih kelas 10, lagi gila-gilanya baca teenlit. Ada satu teenlit yang ceritanya wah banget lah, BE IN MY HEART *gue lupa pengarangnya siapa. Waktu itu gue mesti selesai baca teenlitnya dalam waktu semalam soalnya udah banyak yang ngantri mau minjan habis gue *gue dapat pinjaman juga sih :DD.
Saking nge-fans nya gue sama tuh teenlit, dengan polosnya gue ngutip sinopsis sama sedikit jalan ceritanya dan menulisnya dengan indah ke dalam lembaran lembaran kertas binder yang waku itu baru gue beli *hadeeeeh*
Nih kutipannya :
Waktu itu ada seorang cowok menabrakku keras sekali dari belakang. Ketika aku menoleh tampak seraut wajah tampan yang luar biasa didukung bentuk tubuh yang tinggi atletis. Benar-benar tipe wajah seorang playboy sejati. Jantungku berdegup keras.
Ternyata cowok itu membenciku. Dia menunjukan terang terangan dengan terus terusan mengejek dan mengerjaiku habis-habisan. Dia memonopoli perhatian orang satu sekolah, mengacaukan konsentrasi belajarku di kelas sehingga nilai dan prestasiku di sekolah jatuh. Dia menjauhkan aku dari Rita, satu-satunya sahabatku.
Cowok itu pun tiba-tiba masuk dalam kehidupanku seperti bulldozer. Papanya menikahi mamaku. Mendadak dia jadi bagian keluargaku. Dengan raut wajahnya yang semakin sinis, dia mengancam akan membuatku menyesal sudah menjadi kakak tirinya. Dia mengacak-acak privacy-ku di rumah, mengambil kamar kesayanganku, meraih perhatian mama, menyerobot sopir pribadiku sehingga aku terlambat ke sekolah dan harus masuk ruang BP yang seumur-umur belum pernah kumasuki. Dia juga pintar. Nilai-nilainya di kelas selalu melambung di atasku. Dia sungguh membuatku marah.
Kejengkelan, kemurkaan, dan kebencianku pun mencapai titik maksimum, ketika kutahu ternyata dia itu sombong banget. Dia menyadari kelebihan dirinya dan dengan sempurna menggunakannya sebagai cara yang sangat tepat untuk menyingkirkanku. Aku juga tahu kami saling membenci karena pernikahan kedua orangtua kami itu.
Keajaiban terjadi. Karena begitu inginnya melihat kedua orangtua kami bercerai, kami nekat menyusun rencana dan perjanjian paling konyol di dunia. Aku dan cowok itu pura-pura pacaran.
Perlahan namun pasti, penilaianku terhadap cowok itu berubah dalam proses itu. Cowok itu tidak seburuk pandanganku selama ini. Dia sebenarnya cowok yang baik, begitu kata almarhum papaku. Dia hanya tidak ingin papanya menikahi mamaku karena dia tidak mempercayai perempuan manapun di dunia ini. Dia trauma dengan perselingkuhan mamanya.
Dia kesepian, sama halnya denganku. Ketika dia memelukku di tengah hujan, ketika dia menggandeng hangat tanganku, aku... deg... deg... deg...
Sekarang dia menyuruhku menunggu 20 menit disini. Dan ketika aku menyusulnya, aku melihat orang-orang mengerumuni sesuatu dan ternyata itu dia. Cowok itu tergeletak dengan wajah lebam dan berlumuran darah. Dokter bilang seandainya dia dilarikan 5 menit lebih cepat, mungkin semua ini tidak akan terjadi.
Akhirnya pertanyaan-pertanyaanku selama ini terjawab. Kenapa di dunia ini ada kelahiran, kematian, dan pernikahan. Kenapa harus ada pertemuan dan perpisahan. Yah, untuk membuat kehidupan berwarna. Pertemuan membuat hidup makin berarti dan kematian membuat kita lebih kuat. Jika semua itu tidak ada, dunia akan seperti daratan kosong, membosankan!
Tegar. Satu kata yang selama bertahun-tahun kucari akhirnya kutemukan lewat dirimu. Seperti halnya dirimu, aku juga ingin menjadi kuat supaya hidupku tidak sia-sia, supaya aku bisa melukis jalan hidupku sendiri dan membentuknya secara indah dengan tanganku sendiri. Kelak akan kutunjukkan lukisan itu, hasil jalan yang telah kulalui itu padamu, supaya kamu tidak merasa sia-sia sudah menulis untukku, sudah mengenalku.
Terima kasih atas hari-hari yang telah kita lalui. Semua tentang dirimu akan kusimpan dalam hatiku sebagai kenang-kenangan dan cinta yang paling berharga yang pernah aku miliki. Selamat jalan Thomas Kurniawan...
Yudith
BE IN MY HEART
demiapa gue suka banget ceritanya. sampe-sampe gue nangis sesegukan *kelabilan anak SMA* pengen minjem dan baca lagi deh
No comments:
Post a Comment