Sunday, March 24, 2013

catatn hari minggu

Pernah ngeliat saya jadi super random?

Sepertinya ada distorsi antara pikiran, perasaan, dan segala hal yang saya lakukan. Hari ini saja, misalnya. Terus terang saya masih kesulitan mengurutkan kronologis semua hal yang harusnya saya kerjakan hari ini dan apa yang saya lakukan.

Jadilah hari ini saya lewati dengan berceloteh kesana kemari, gangguin egy, alwan, kak olen, bang yudha, dan fauzan. Untung error dan gangguannya belum sampai ke bang zachlul, berarti tingkat keparahannya masih over consolidated belum separah yang kemarin-kemarin.

Kemarin, kemarin, dan kemarinnya lagi bahkan lebih parah. Apa kabar besok?

Maaf atas segala gangguan, kerandoman, dan jam bodoh yang datang terlalu cepat teman-teman.

Ada sesuatu disini, mengganjal dan tidak terdefenisikan.

Setelah minggu uts itu berakhir, 7 /7.Harusnya udah tenang ya? Bagaimana bisa? Tugas bahkan lebih horor daripada ujian.

Friday, March 15, 2013

MIMPI


Ruangan ini sangat besar. Cahaya matahari pagi yang masuk dari jendela kaca di sebelah kiri membuat semua terang benderang dan terasa hangat. Semua terlihat  familiar. Ruangan ini.  Ruangan ini. Sofa hijaunya yang besar dan kursi busa berlengan dengan motif hitam putih. Rumah, tempat terukir semua kenangan.

Papa duduk di sana sambil membaca koran. Cara duduknya yang khas membuat aku tersenyum, tersadar betapa aku merindukannya. Sudah berapa lama aku tidak melihatnya? Ya, kebiasaannya setiap pagi, dengan kacamata berbingkai hitam itu bertengger di hidungnya.

Menyadari aku berdiri menatapnya, papa mengalihkan fokusnya dari koran itu dan tersenyum menatapku. Nafasku tercekat. Tersadar. Itu Papa? Benar-benar Papa? Aku hanya terpaku di tempat, tidak bisa melakukan apapun, tidak bisa berkata-kata. Aku hanya memandangnya tanpa berkedip, takut semuanya hanya mimpi dan akan menghilang seketika saat aku membuka mata.

Dan ternyata memang hanya mimpi. Semua menghilang, berganti dengan kegelapan saat aku membuka mata. Jam 3 pagi. Yang tersisa hanyalah wajah yang basah oleh air mata dan kehampaan yang tiba-tiba menyelimutiku dalam diam.

Saturday, March 9, 2013

Firasat - Dewi Lestari

Salah satu lagu yang dimuat dalam album Dewi Lestasri - Rectroverso (2008), album pelengkap dari novel Rectoverso. Lagu yang juga dipopulerkan Marcel ini merupakan salah satu Soundtrack di film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama, Rectroverso.


FIRASAT.

Kemarin, kulihat awan membentuk wajahmu
Desau angin meniupkan namamu
Tubuhku terpaku

Semalam, bulan sabit melengkungkan senyummu
Tabur bintang serupa kilau auramu
Aku pun sadari
Ku segera berlari

Cepat pulang, cepat kembali
Jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk
Cepat pulang, cepat kembali
Jangan pergi lagi

Akhirnya, bagai sungai yang mendamba samudera,
Ku tahu pasti ke mana kan ku bermuara
Semoga ada waktu

Sayangku, ku percaya alam pun berbahasa
Ada makna di balik semua pertanda

Firasat ini…
Rasa rindukah ataukah tanda bahaya?
Aku tak peduli
Ku terus berlari

Cepat pulang, cepat kembali
Jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk
Cepat pulang, cepat kembali
Jangan pergi lagi

Dan lihatlah, Sayang
Hujan turun membasahi
Seolah ku berair mata

Cepat pulang, cepat kembali
Jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk
Cepat pulang, cepat kembali
Jangan pergi lagi

Aku pun sadari
Kau tak kan kembali lagi

Friday, March 8, 2013

#25

"Anak-anak jaman sekarang bahasanya aneh-aneh saja. Jadian lah. Nembak lah. Anak orang kok ditembak. Nembak itu harus laki-laki atau perempuan juga boleh, Dek? Kamu dulu waktu mau jadian, yang nembak kamu atau pacar kamu?"

-Kuliah Pengganti MK tadi sore, ada-ada saja bahasan si bapak -_____-"

Friday, February 15, 2013

Teruntuk Papa Tersayang

Teruntuk Papa tersayang

Apa kabar Papa hari ini? Aku yakin pasti baik. Dia pasti sangat menyayangi Papa, jauh melebihi rasa sayang kami padamu. 

Apakah aku baik-baik saja Pa? Sayangnya tidak. Aku drop lagi Pa. Jatuh lagi ke titik lemah itu. Papa mungkin kecewa, sedih melihat aku seperti ini, lagi. Sedih melihat aku yang selalu jatuh karena hal yang sama. Seperti hari ini. Memaksakan diri untuk bangkit. Seharian menguatkan diri untuk terus membuka mata dan tersenyum.

Mereka bilang aku sok kuat, Papa. Aku pun sadar aku sok kuat. Tapi tidak ada lagi yang bisa aku lakukan untuk membuat mereka tidak menganggap aku lemah. Tidak ada lagi yang bisa aku lakukan untuk menyembunyikan semua ketidakmampuanku.

Aku punya batas. Dan saat batas itu tercapai, aku memilih untuk pergi. Menikmati setiap detik milikku sendiri. Menikmati detak yang selalu menenangkan. Aku ingin sejenak memejamkan mata. Sejenak menikmati segala hal yang diberikan-Nya untukku.

Pa, kapan aku bisa mendengar suaramu lagi? Kapan aku bisa menggandeng manja lenganmu lagi? Kapan aku bisa menatap wajahmu sambil tersenyum lebar seperti dulu? Bahagia.

Pa, Cha kangen Papa... 

Friday, January 25, 2013

Teruntuk Mas Mas yang Kemarin Nanya


Kenapa harus ke dia? Kenapa bukan ke gue?
Pertanyaan mengejutkan, tetap mengejutkan meskipun sebelumnya sudah gue prediksi akan gue terima. Ada makna khusus? Tidak. Ada maksud tertentu? Tidak. Keadaan, dan gue tidak bisa menetapkan pilihan lain saat satu-satunya orang yang gue harapkan menggeleng, menolak.

Kenapa harus ke dia? Kenapa bukan ke gue?
Gue cuma bisa tersenyum sambil menjawab, “Gue lelah untuk melawan. Gue cuma ingin semuanya cepat selesai. Daripada kalian terus mendesak dan menekan, mending gue kasih aja apa yang kalian mau. Toh, ga ada efek apapun buat gue. Sederhana.”

Monday, January 7, 2013



Ya Allah, mantapkan imanku. Mantapkan keyakinanku pada keputusan ini. Semoga aku bertahan lebih.baik. Hijab is not a puzzle

sources : hijabographic